Kwan Im dan Dewa Empat Muka
Dewa Empat Muka by: Tan Chao Ming
Pertanyaan mengenai dewa empat muka dilontarkan oleh salah seorang umat saat Bapak Tan Chao Ming memberikan ceramah dhamma di Vihara Pluit Dharma Sukha.
Dewa empat muka yang terkenal adalah yang ada di Bangkok, Thailand dekat hotel Erawan. Sebenarnya dewa ini adalah dewa Hindu. yang lebih lucunya lagi ada yang menyebutnya sebagai Buddha empat muka, makin melenceng lagi.
Dewa empat muka banyak didatangi oleh orang-orang yang meminta sesuatu. Dalam jaman yang memuja materi seperti sekarang ini, sangat umum jika seseorang mengejar harta dunia. Namun sesungguhnya harus diingat kehidupan yang benar harus lah mengedepankan kwalitas spiritual diatas kwalitas materi. Kita sering alpa akan hal ini. Yang dikejar hanyalah harta materi. Sementara jika bergelut dengan spiritual itupun hanya berupa simbol-simbol spiritual saja. Bukan tindakan yang benar benar nyata dalam spiritual.
Seiring waktu, adaptasi dewa empat muka dalam agama Buddha direpresentasikan menjadi catur Brahma Vihara, empat sifat luhur yaitu Metta (cinta kasih), Karuna (belas kasih), Mudita (Simpati terhadap kebahagiaan orang lain) dan Upekkha (keseimbangan batin).
Ceramah bapak Tan Chao Ming sebenarnya bukan membahas mengenai dewa empat muka tersebut. Seperti biasanya pembabaran Dhamma beliau lebih kepada masalah sosial dipadukan dengan pandangan dari Buddhism Mahayana. Mulai dari masalah bencana alam, Kwan Im seribu tangan sampai pada perihal Buddhisme Tantrayana.
Banyak umat Buddha terutama dari kalangan Tionghoa memuja Kwan Im. Tidak sedikit yang memiliki altar Kwan Im di dalam rumahnya. Sebenarnya apa makna dari pemujaan terhadap Kwan Im tersebut? Apa yang terpikir dalam benak anda jika menemukan sebuah altar Kwan Im berada di depan sebuah rumah pelacuran/bordil? Apakah itu juga sebuah bentuk pemujaan terhadap Kwan Im?
Memuja Kwan Im sebaiknya diterjemahkan sebagai usaha untuk ikut meniru sifat-sifat welas asih yang dimiliki oleh Kwan Im. Ada atau tidak adanya altar Kwan Im di dalam rumah. Seseorang yang memuja Kwan Im seharusnya sedikit banyak harus mempunyai rasa welas asih terhadap sesama. Jangan bersikap judes, bicara kasar, dengki terhadap orang lain.
Hal itu juga sama saat umat Buddha berlutut ber-namaskara dihadapan patung Buddha. Bukan sosok patung Buddha nya yang kita sembah melainkan sifat sifat luhur yang dimiliki oleh seorang Buddha yang kita ingat saat bernamaskara.
Bapak Tan Chao Ming juga menerangkan sedikit tentang Buddhisme Tantrayana Tibet. Tantrayana Tibet sebenarnya Buddhisme yang sudah bercampur dengan agama asli bangsa Tibet yaitu Bonpha. Tradisi Bonpha Tibet terkenal dengan kemampuan kemampuan mistisnya. Itulah sebabnya hanya Tantrayana Tibet yang mengenal adanya penelusuran tumimbal lahir dari Rinpoche atau Lama atau guru spiritual mereka. Hal tersebut tidak dikenal di dalam aliran Buddhisme yang lain.
Silakan anda mendengarkan secara lengkap apa yang dibabarkan oleh Bapak Tan Chao Ming mengenai Kwan Im, Tantrayana serta Dewa empat muka dengan mengklik tombol play dibawah ini.
Ceramah Dhamma Tan Chao Ming Kwan Im dan Dewa Empat Muka
Download Ceramah Dhamma Tan Chao Ming Kwan Im dan Dewa Empat Muka. 14.9 MB
Selamat mendengarkan. Semoga bermanfaat. Salam kasih dalam Dhamma.
Namo Buddhaya
Dewa empat muka itu adalah Maha Brahma Sahampati. Maha Brahma yg meminta Sang Buddha untuk mengajarkan dhamma kepada manusia.
namo buddhaya…terus terang sy blm mendengarkan secara tuntas ceramah ini tapi sy tergelitik membaca ilustrasinya saja.
setau sy Dewa Empat Muka memang berasal dari agama Hindu, kenapa sampai dipuja oleh umat Buddha juga tentu ada logika penjelasannya.
seingat sy Dewa Empat Muka adalah seorang Brahmana Hindu yg memohon kepada Sang Buddha pertama kali agar bersedia membabarkan Dhamma, maka dari itu umat Buddha mengenal istilah She Mien Fo. vihara yg ada She Mien Fo setau sy ada di Vihara Sanggar Agung-Surabaya dan Vihara Majapahit-Trowulan, Mojokerto.
hanya setitik inilah pengetahuan sy mengenai She Mien Fo, mungkin ada teman2 se-Dhamma yg ikut menambahkan, anumodana
Saya senang sekali membaca dan mendengar dhamma, akan tetapi Mohon maaf sekali jikalau saya mempertanyakan pertanyaan ini… apakah sebetulnya kita selaku orang asal tiongkok tidak di perbolehkan menyembah dewa muka empat di rumah tau di halaman rumah karena bertentangan dengan dewa bumi ? Mengingat dewa muka empat tuh asal usulnya dari negeri thailand.. ? Mohon saya dapat di berikan jawaban.
Dear Sheila,
Thanks untuk emailnya. Saya tidak tahu ada aturan bahwa berdoa dengan dewa empat muka bertentangan dengan Dewa Bumi. Pendapat saya pribadi sih boleh boleh saja. Dewa empat muka sebenarnya adaptasi dari dewa Hindu, bukan asli Buddhis, walau di Thailand dewa empat muka cukup terkenal. Di Thailand pun banyak penduduknya yang keturunan Tionghoa berdoa kepada dewa empat muka. Mungkin sebaiknya ditanyakan alasan mengapa tidak boleh kepada orang yang melarang hal itu, agar bisa jelas.
Tetapi jika dia ngotot bertentangan dengan dewa Bumi karena asal usul dewa empat muka berasal dari Thailand, Maka patut dipertanyakan juga, bagaimana dengan menyembah Buddha yang sudah pasti asalnya dari India, enggak boleh juga dong?
Lalu karena kita tinggal di Indonesia, maka dewa bumi nya juga bukan yang dari Tiongkok dong. Bingung juga sih saya jadinya.
Salam Metta,
bahagia sekali dengar dhamma