Hikayat Tradisi Tionghoa
Hikayat Tradisi Tionghoa, Oleh; Rudy Arijanto
Umat Buddha di Indonesia di dominasi oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Sampai beberapa waktu yang lampau kesan yang ada adalah kalau Tionghoa maka Buddhis, Kalau Buddhis maka Tionghoa. Kesan yang sepenuhnya tidak benar.
Meskipun kebangkitan agama Buddha di Indonesia setelah era kemerdekaan Indonesia muncul setelah kedatangan Bhante Narada dari Srilanka namun tidak dipungkiri peran dari aliran Tridharma dalam kebangkitan Buddhism di Indonesia. Aliran Tridharma adalah aliran dalam agama Buddha di Indonesia yang menggabungkan Taoism dan Confucianism.
Bapak Rudy Arijanto yang berlatar belakang dari aliran Tridharma bersama dengan Bapak Budiyono Tantrayoga dan Bapak Marga Singgih cukup sering memberikan ceramah yang bersinggungan dengan tradisi masyarakat Tionghoa.
Mahayana Buddhism di Indonesia meskipun sangat kental nuansa Chinese nya tetap berbeda dengan aliran Tridharma ini. Mahayana Buddhism tidak mencampurkan ajaran Tao dan Kong Hu Cu.
Romo Rudy Arijanto dalam kesempatan ini memberikan ceramah yang berisi cerita hikayat asal mula beberapa kebiasaan masyarakat Tionghoa seperti:
- Sembahyang jam 12 malam
- Makan bakmi saat ulang tahun
- Hadiah ulang tahun berupa miniatur peti mati
- pemasangan kain merah di kusen pintu saat pernikahan, dsb nya.
Karena cerita yang dibawakan cukup panjang, Romo Rudy Arijanto membawakan nya dalam dua kali kebaktian yang berselang 2 minggu. Saya tampilkan semuanya dalam satu postingan ini, namun dalam 2 file yang terpisah.
Isi cerita ini tentu saja pantang unuk di telan mentah mentah karena memang bukan ajaran Buddha. Hikayat ini 100% berasal dari cerita kuno di Tiongkok dengan latar belakang Taoisme.
Ada pelajaran positif yang bermanfaat namun ada juga hal yang perlu di mengerti dan di tinggalkan. Seperti dalam cerita silat Tiongkok kuno, cerita dibumbui oleh perasaan ingin balas dendam. Sesuatu yang sangat tidak dianjurkan oleh Buddhism. Dalam cerita ini saat ingin meninggal pun sudah bersiap siap untuk bisa membalas dendam.
Karena ini memang dongeng atau hikayat, tentu saja tidak semuanya bisa diterima nalar. Silakan anda mendengarkan secara langsung 2 ceramah mengenai hikayat tradisi Tionghoa yang dibawakan oleh romo Rudy Arijanto. Klik tombol play dari player dibawah ini.
Ceramah Dhamma Romo Rudy Arijanto ‘Hikayat Tradisi Tionghoa’ (Bagian 1 dan 2)
BAGIAN 1
Download Ceramah Dhamma Rudy Arijanto Hikayat Tradisi Tionghoa bagian 1. 13 MB
BAGIAN 2
Download Ceramah Dhamma Rudy Arijanto Hikayat Tradisi Tionghoa bagian 2. 19.6 MB
Selamat mendengarkan. Semoga dapat menghibur dan membawa manfaat kebahagiaan untuk anda. Namo Buddhaya.
penjelasan yang sangat bagus. cara penyampaian yg lugas dan sistematis patut diacungkan jempol. Saya yang tadinya tidak tahu, menjadi tahu. Ditunggu ceramahnya yg lainnya,romo Rudy )
dear all,
Cerita hikayat ini sangat bagus.
Menambah wawasan saya.
Dari cerita ini, saya tidak tahu menjadi tahu, asal muasal nya.
Adakah cerita lagi yang lain???
mengapa harus sembayang bulan harus pakai pohon tebu???
cerita ini mirip cerita dongeng.