Dhamma Sebagai Pelindung
September 22, 2016 – 10:06 am | One Comment

Ceramah Dhamma Romo Cornelis Wowor MA. Vihara Pluit Dharmasukha September 2016
Kita sering mencari pelindung dalam hidup ini. Sebagai Buddhis kita sering membacakan paritta Tisarana atau paritta tiga perlindungan. Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai pelindung …

Baca artikel pengantar dan Dengarkan Ceramah Selengkapnya »
Download Paritta

Silahkan mendengarkan dan mendownload Paritta-paritta Suci

dr. Krishnanda W. Mukti

Kumpulan Ceramah Dhamma dari Bp. dr. Krishnanda W. Mukti

Rudy Arijanto

Kumpulan Ceramah dari Bapak Rudy Arijanto

Suhu Xian Xing

Kumpulan Ceramah Dhamma dari Bhiksuni Xian Xing

Tan Chao Ming

Kumpulan Ceramah Dhamma dari Bp. Tan Chao Ming

Home » dr. Krishnanda W. Mukti

Mengapa Kita Beragama

Submitted by Untung on May 31, 2015 – 10:57 am8 Comments

Mengapa Kita BeragamaCeramah Dhamma Dr Krishnanda Wijaya Mukti. Vihara Pluit Dharmasukha April 2015.

Pernahkah anda berpikir mengapa anda harus beragama? Apa fungsi beragama untuk anda? Pertanyaan tersebut bisa lebih jauh lagi menjadi mengapa anda memilih beragama Buddha?

Romo Dr. Krishnanda W Mukti memberikan khotbah Dhamma pada kebaktian minggu pagi di Vihara Pluit Dharmasukha dengan topik seputar mengapa kita beragama. Di bawah ini merupakan tulisan dari Dr. Krishnanda W. Mukti yang dibagikan kepada umat yang hadir.

Mengapa Kita Beragama

“Jika engkau berlindung kepada Buddha, Dharma dan Sangha, perasaan takut, khawatir, cemas, tidak akan muncul.” (Samyutta Nikaya 1 hal 220)

Sedikit atau banyak pandangan dan sikap keagamaan mempengaruhi rasa aman seseorang. Karma (perbuatan) memang terkait dengan tanggung jawab, ada yang bersifat individual, ada yang bersifat kolektif. Karma sesungguhnya bukan pembalasan, melainkan sebuah proses sebab akibat. Manusia mempunyai kesempatan untuk mengubahnya. Di sinilah agama berperan, membebaskan manusia dari penderitaan. Agama bukan menakuti, melainkan memberikan rasa aman.

Orang yang tak berdaya akan merasa aman dengan menaruh kepercayaan pada orang lain yang melindunginya. di sini dibutuhkan kehadiran pengayom yang kita sebut pemerintah, dan saudara saudara, dewa penolong atau Buddha dan Bodhisatwa yang memberi rasa aman (abhaya).

Panggilan kesadaran

Mengapa orang-orang beragama? Agaknya jawaban yang paling banyak; mengikuti tradisi dan kepercayaan orangtua dan leluhur, mengikuti hal-hal yang diajarkan orang lain atau terpengaruh oleh lingkungan. Teori-teori mengatakan kebodohan manusia tentang rahasia alam membuatnya menyandarkan diri pada hal hal gaib. Takut terhadap kekuatan diluar dirinya, atau takut menghadapi kematian. Penguasa menggunakan agama untuk membuat rakyatnya taat. Sedangkan Buddha mengajarkan kita untuk mengatasi kebodohan dan ketakutan.

Tidak sedikit orang yang beragama sekedar menjadi pengikut, dan tidak mengenal agamanya dengan baik. Dalam perspektif Buddhis, kepercayaan dan upacara saja tidak cukup, kriteria agama harus mencakup nilai-nilai moral. (Majjhima Nikaya III,hal 72). Pokok pokok keyakinan dan pengaruhnya terhadap sikap moral membedakan agama yang satu dengan yang lain.

Kecenderungan beragama dianggap merupakan bagian dari pembawaan manusia. Penelitian Michael Persinger (1990) dan VS Ramachandran (1997) menunjukkan adanya God Spot di antara jaringan saraf dalam cuping-cuping otak temporal. Pusat spiritual ini tidak membuktikan adanya Tuhan, tetapi menunjukkan bahwa otak telah berkembang ke arah spiritual, menyangkut makna dan nilai kehidupan. Jangan keliru, ada banyak orang yang justru ateis atau tidak beragama.

Kepada Yasa Buddha berkata, “Di sini Yasa, tiada yang mencemaskan. Di sini Yasa tiada yang menyakitkan. Ke sini Yasa aku akan mengajarmu.” (Vinaya Pitaka, I, hal 15). Apa Buddha memanggil kita? Buddha tidak pernah memaksakan keyakinan, atau mencari pengikut (Digha Nikaya.III, hal 56-57). Buddha terlahir karena kasih kepada dunia ( Anguttara Nikaya. I, hal 22). Seharusnya kitalah yang merasa terpanggil. Ada istilah panggilan hati, panggilan jiwa, panggilan hidup, maksudnya adalah panggilan kesadaran kita. Tanpa kesadaran kita tidak akan terpanggil mengikuti kegiatan keagamaan di vihara.

Di zaman dahulu Visakha mengadakan survei di Vihara Pubbarama, meneliti 500 perempuan. Pertanyaannya, mengapa anda ke vihara untuk menjalani praktik hari Uposatha? Responden yang tua mengharapkan rezeki dan kebahagiaan surgawi. Yang paruh baya ingin agar tidak serumah dengan madunya. Yang baru menikah ingin mendapatkan anak pertama laki-laki. Yang belum menikah, mendapatkkan suami yang baik (Dhammapada Athakattha hal 135). Tidak ada yang salah dengan alasan alasan itu. Bagaimana dengan kita?

Motivasi mengamalkan agama

Kita mengenal 3 bentuk motivasi (adhipateyya). Pertama, pengaruh diri sendiri/internal. Berbuat sesuai dengan kehendak dan kesenangan diri sendiri. Kedua, pengaruh dunia luar (eksternal). Berbuat mengikuti pendapat/sikap orang lain, bisa karena takut dipersalahkan atau bertujuan mendapat pujian/mencari nama. Ketiga, pengaruh kebenaran atau Dharma. Berbuat semata-mata demi kebaikan, dengan menyadari bahwa hal itu benar tanpa memperdulikan apa akan mempersulit diri sendiri atau bagaimana sikap orang lain. (Anguttara Nikaya. I, hal 147)

Tentu saja kita harus bangga beragama Buddha. Apa yang bisa kita banggakan? Ada yang bangga karena menemukan ajaran Buddha yang paralel dengan sains. Agama tua malah diakui relevan, sanggup menjawab tuntutan zaman. Mengutip pernyataan Einstein: Agama masa depan akan merupakan sebuah agama kosmis; yang melampaui sesosok Tuhan personal dan menghindari dogma dan teologi, mencakup alam dan spiritual… Jika ada agama yang dapat mengatasi kebutuhan ilmiah modern, agama itu adalah Buddhisme (The Development of Religion/ New York Times Magazine & The World as I See It). Dewasa ini, tidak sedikit orang orang Barat, ilmuwan sampai selebriti mempelajari Buddha-Dharma.

Ada yang membanggakan monumen masa kejayaan di masa silam. Catatan sejarah menunjukkan tidak ada pertumpahan darah atas nama penyiaran agama Buddha. Kita mewarisi nilai-nilai luhur seperti Bhinneka Tunggal Ika terkait dengan multikulturalisme, pluralisme, dan toleransi. Seringkali umat membanggakan prinsip ehipassiko dan isi ajaran yang rasional dan realistis.

Bagaimanapun, apa yang diajarkan Buddha adalah mengenali dan menghentikan penderitaan ( Majjhima Nikaya. I, hal 140). Kita belajar agar mampu berpikir (to able to think) dan berpikir-mengada (to think, to be). Agama untuk manusia, bukan sebaliknya.

Orang yang percaya diri merasa aman karena punya kemampuan untuk menjaga diri sendiri. Buddha memberi petunjuk bahwa dengan menjaga diri sendiri, seseorang juga menjaga orang lain (Samyutta Nikaya. V hal 168). Menjaga diri berarti sadar, benar dan suci, sebagaimana maknanya berlindung kepad Buddha, Dharma dan Sangha.

Jakarta, 26 April 2015
Krishnanda Wijaya-Mukti/ Vihara Pluit Dharmasukha

Demikian tulisan Dr. Krishnanda Wijaya-Mukti sehubungan dengan khotbah beliau tentang “mengapa kita beragama”. Silakan anda mendengarkan secara langsung dengan mengklik tombol play dibawah ini. ( anda membutuhkan flash player terinstall dalam komputer anda) atau mendownloadnya dengan menggunakan username dan password yang telah kami berikan secara gratis kepada setiap anggota ceramahdhamma.com

Ceramah Dhamma Dr. Krishnanda Wijaya-Mukti “Mengapa Kita Beragama”

Untuk Para Pengguna IPad,Iphone (iOS) Streaming Ceramah Dhamma “Dhamma Untuk Perumah Tangga”, Dr. Krishnanda Wijaya-Mukti 10 MB

Download (Selain pengguna IPad,Iphone) Ceramah Dhamma “Mengapa Kita Beragama”, Dr. Krishnanda Wijaya-Mukti 10 MB

Semoga ceramah dhamma ini memberikan tambahan wawasan serta kebijaksanaan untuk anda. Semoga anda berbahagia. Semoga semua makhluk berbahagia. Sadhu…Sadhu…Sadhu..

8 Comments »

Kami Mengharapkan Komentar Anda, Silakan Tulis Komentar Anda !

Silahkan Isi Komentar anda dibawah, atau trackback dari site anda. Tulislah Komentar Anda dengan Sopan dan tetap dalam topik Buddha Dhamma/Ceramah Dhamma.

Silahkan tulis Komentar anda dalam kotak di atas

Web ini memungkinkan Anda Menggunakan Gravatar. Untuk mendapatkan Gravatar anda, Silakan daftar di Gravatar. Komentar akan di-moderasi sebelum ditampilkan. Terima Kasih

*
Mohon tuliskan kata yang berwarna ke dalam kotak kosong di bawah ini sebelum klik 'Kirim Komentar'. Terima kasih.
Anti-spam image