Dhamma Sebagai Pelindung
September 22, 2016 – 10:06 am | One Comment

Ceramah Dhamma Romo Cornelis Wowor MA. Vihara Pluit Dharmasukha September 2016
Kita sering mencari pelindung dalam hidup ini. Sebagai Buddhis kita sering membacakan paritta Tisarana atau paritta tiga perlindungan. Buddha, Dhamma dan Sangha sebagai pelindung …

Baca artikel pengantar dan Dengarkan Ceramah Selengkapnya »
Download Paritta

Silahkan mendengarkan dan mendownload Paritta-paritta Suci

dr. Krishnanda W. Mukti

Kumpulan Ceramah Dhamma dari Bp. dr. Krishnanda W. Mukti

Rudy Arijanto

Kumpulan Ceramah dari Bapak Rudy Arijanto

Suhu Xian Xing

Kumpulan Ceramah Dhamma dari Bhiksuni Xian Xing

Tan Chao Ming

Kumpulan Ceramah Dhamma dari Bp. Tan Chao Ming

Home » dr. Dharma K. Widya

Apa Yang Anda Pikirkan Saat Ada yang Meninggal

Submitted by Untung on October 24, 2014 – 4:37 pmNo Comment

Apa yang Anda pikirkan saat ada yang Meninggal Apa Yang Anda Pikirkan Saat Ada Yang Meninggal. oleh: Dr. Dharma Kumara Widya.  VPDS Okt 2014

Ketika anda melayat ke tempat orang yang meninggal, entah itu famili atau sekedar kenalan, Apa yang anda pikirkan? Perasaan apa yang muncul saat ada yang meninggal? Tidak perduli apapun penyebab dari kematiannya, apakah wajar seperti sudah tua dan sakit maupun tidak wajar seperti kecelakaan, bunuh diri dan sebagainya.

Umumnya kita menyatakan rasa turut berduka cita kepada keluarga korban. Dalam Buddhisme, rasa berduka saat peristiwa kematian bukanlah rasa yang perlu dikembangkan. Jadi kata turut berduka cita tidaklah cocok dari sisi Budhisme.

Kini sudah mulai sering kita temukan karangan bunga di rumah duka yang bertuliskan Sabbe Sankhara Anicca, atau di judul pengumuman sebuah iklan kematian dari seorang keluarga Buddhis. Namun dalam kehidupan sosial kita yang bersentuhan dengan umat umat beragama lain tentu saja agak janggal kalau kita pada saat melayat mengatakan Sabbe Sankhara Anicca, semua perpaduan unsur adalah tidak kekal. Bingung mereka, jangankan mereka sesama umat Buddha saja belum tentu mereka paham apa itu artinya.

Romo Pandita Dr. Dharma K. Widya dalam ceramah pada kebaktian minggu pagi di Vihara Pluit Dharma Sukha membawa topik seputar ungkapan maupun perasaan yang timbul saat ada peristiwa kematian. Di luar dari permasalahan ungkapan perasaan kepada keluarga duka, sebenarnya ada satu perasaan atau tepatnya sepasang perasaan yang sebenarnya sangat penting buat seorang Buddhis rasakan saat melihat ada yang meninggal. Perasaan itu adalah perasaan Samvega dan Pasada.

Kedua istilah Samvega dan Pasada tidak sering kita dengar. Meskipun demikian perasaan inilah yang merupakan dasar pemikiran seorang Budhis untuk membebaskan diri dari penderitaan.

Samvega adalah suatu bentuk perasaan seperti terkejut, kaget, shock yang timbul saat melihat sesuatu keadaan atau kondisi dan saat bersamaan timbul perasaan dan dorongan hati untuk lepas dari kondisi dan keadaan tersebut. Samvega harus diikuti oleh Pasada jika tidak ingin munculnya rasa putus asa ataupun tertekan. Pasada adalah suatu keyakinan yang kuat untuk bisa terbebas dari kondisi atau keadaan menderita tersebut.

Samvega muncul saat Pangeran Sidharta melihat orang tua, orang sakit dan orang mati. Terkejut, kaget sekaligus rasa ingin terbebas dari kondisi itu. Pasada muncul saat Pangeran Sidharta melihat seorang pertapa yang tenang wajahnya. Timbul keyakinan kuat untuk bisa terbebas dari penderitaan tua, sakit dan mati.

Apakah kita sudah muncul Samvega dan Pasada saat melihat seseorang meninggal? Perasaan yang timbul untuk terbebas dar penderitaan akibat kematian dan kehidupan ber ulang-ulang. Kemudian dengan keyakinan terhadap Buddha Dharma, timbul pula keyakinan kuat untuk dapat terbebas dari penderitaan itu.

Dr Dharma K Widya juga menceritakan dua cerita ilustrasi untuk rasa Samvega dan pasada ini yaitu kisah Bhikkhu Wakali dan Dewa Subrahma. Dalam ilustrasi tersebut kita juga dapat mengetahui bahwa kehidupan dewa dewi di alam surga tidaklah kekal, mereka bisa terjatuh juga ke alam neraka.

Satu hal menarik kita temui dalam cerita Dewa Subrahma.  Sebagai manusia umum sekali kita mengharapkan seseorang yang meninggal dapat terlahir di alam surga sebagai dewa maupun brahma. Tetapi ternyata saat ada dewa yang akan selesai kehidupan dewanya maka dewa lain akan menyatakan suatu pengharapan agar dewa tersebut dapat terlahir kembali di alam manusia. Jadi silahkan anda merenungkan sendiri dari paradoks tersebut apa yang bisa kita tarik sebagai hikmahnya.

Silakan anda mendengarkan secara langsung ceramah Dhamma dari Dr. Dharma K. Widya ini lewat audio streaming di bawah ini. silakan juga untuk mengunduhnya dengan menggunakan username dan password yang sudah diberikan secara gratis kepada semua anggota ceramahdhamma.com

Ceramah Dhamma Dr. Dharma K. Widya ‘Apa Yang Anda Pikirkan Saat Ada Yang Meninggal’

Pengguna iOS Silakan streaming Ceramah Dhamma ‘Apa Yang Anda Pikirkan Saat Ada yang Meninggal’ Dr. Dharma K. Widya” 10,3 MB

Download Ceramah Dhamma Apa Yang Anda Pikirkan Saat Ada yang Meninggal, Dr. Dharma K. Widya 10.3 MB

Selamat mendengarkan. Semoga dapat menambah kebijaksanaan anda. Semoga muncul rasa samvega dan pasada dalam diri anda. Semoga semua makhluk berbahagia dan pada saat nya mencapai Nibbana. Sadhu… Sadhu… Sadhu.

Kami Mengharapkan Komentar Anda, Silakan Tulis Komentar Anda !

Silahkan Isi Komentar anda dibawah, atau trackback dari site anda. Tulislah Komentar Anda dengan Sopan dan tetap dalam topik Buddha Dhamma/Ceramah Dhamma.

Silahkan tulis Komentar anda dalam kotak di atas

Web ini memungkinkan Anda Menggunakan Gravatar. Untuk mendapatkan Gravatar anda, Silakan daftar di Gravatar. Komentar akan di-moderasi sebelum ditampilkan. Terima Kasih

*
Mohon tuliskan kata yang berwarna ke dalam kotak kosong di bawah ini sebelum klik 'Kirim Komentar'. Terima kasih.
Anti-spam image