Tanpa Aku
Dear Kalyana Mitta yang berbahagia,
‘Tanpa Aku’ ( Anatta) merupakan satu dari tiga corak dalam hukum Tilakkhana. Dua yang lainnya adalah Anicca ( Ketidak kekalan) serta Dukkha ( ketidak puasan ). Tanpa Aku merupakan hukum kenyataan hakiki yang tersulit untuk dimengerti oleh umat awam dibandingkan dengan Dukkha dan Anicca.
Pemahaman mengenai tidak adanya ‘Aku” atau inti yang kekal atau Tanpa Aku yang kekal ini memang bisa dikatakan unik hanya milik Buddhism. Kita tidak akan menemukan pengertian ini dalam ajaran yang lain selain Buddhism. Pemahaman Dukkha dan Anicca masih bisa kita temui dalam ajaran lain dan relatif lebih mudah untuk dijabarkan dengan contoh sehari-hari.
Dalam kehidupan kita sehari-hari justru konsep “Aku” atau “Ego” yang malah dikedepankan. Secara tidak sadar kita telah menambah ke-egois-an kita. Seluruh tindakan kita di kemudikan oleh yang kita anggap sebagai ‘Aku/ego ‘ kita. Akibatnya tanpa adanya latihan untuk mencoba memahami ‘Tanpa Aku’ ini, Ego kita akan bertambah besar yang berujung pada bertambahnya penderitaan kita.
Bapak Cornelis Wowor membawakan ceramah Dhamma dengan tema Anatta atau Tanpa Aku sekitar 2 tahun lalu di Vihara Pluit Dharmna Sukha. Tema ini dibawakan secara ringan saja, tidak dibahas secara teoritis tetapi bagaimana implikasi dari konsep Anatta atau tanpa aku ini dalam kehidupan keseharian kita.
Semua masalah dan penderitaan muncul karena kita memegang konsep adanya “Aku” yang kekal. Sebagai umat awam rasanya kita tidak mungkin lepas dari pemikiran ‘hartaku’, ‘punyaku’, ‘pacarku’, ‘mobilku’ dan ku ku ku yang lainnya, itu memang wajar.
Dalam kehidupan yang penuh dengan kompetisi ini, sebagai umat awam hampir mustahil untuk bisa memahami pengertian ‘tanpa aku’. Pengertian Tanpa Aku ini sama seperti Dukkha dan Anicca tidak dapat ditembus hanya lewat pemahaman intelektual belaka lewat buku buku bacaan.
Anicca, Dukkha dan Anatta hanya dapat ditembus lewat praktek meditasi yang mendalam seperti yang diajarkan oleh Buddha Gautama yang membawa seseorang ke arah pencerahan dan pembebasan sempurna.
Dalam ceramahnya ini Bapak Cornelis Wowor juga menerangkan pemahaman beliau mengenai tidak perlunya istilah balas budi anak terhadap orang tua, apa maksudnya? walaupun kita tahu dan dalam sutta pun disebutkan bahwa budi orang tua sangat sulit untuk dibalas, apakah itu artinya kita tidak perlu memikirkan balas budi? Jadi apa maksud bapak Cornelis Wowor? Silakan simak di dalam ceramah Tanpa Aku (Anatta) ini.
Selain pembahasan mengenai Tanpa Aku ( Anatta) , didalam Ceramah Dhamma ini, kalyana mitta juga bisa mendengarkan :
- Cerita tentang Gosakha
- Cerita mengenai mengapa seorang penjudi kelas dunia akhirnya sadar dan stop berjudi. Apa yang menyebabkannya?
- Apakah kitab suci umat Buddha Tripitaka turun dari Tuhan lewat Buddha Gautama?
- Apakah menjadi Samanera bisa mengikis karma buruk yang lampau?
- Apa yang harus dilakukan jika kita terus menerus menanggung beban hutang saudara kita?
- Dan hal-hal lainnya.
Silakan kalyana mitta mengklik tombol play audio streaming dibawah ini, atau untuk para ember silakan mendownloadnya.
Ceramah Dhamma ‘Tanpa Aku’ Cornelis Wowor MA
Untuk Para Pengguna IPad,Iphone (iOS) Streaming Ceramah Tanpa Aku’ Cornelis Wowor MA 13.87 MB
Download (Selain pengguna IPad,Iphone) Ceramah Dhamma ‘Tanpa Aku’ Cornelis Wowor MA 13.87 MB
Selamat mendengarkan. Semoga kita semua mendapatkan manfaat dari ceramah tersebut. Semoga anda berbahagia. Salam kasih dalam Dhamma.
Tema yang sama, Ceramah berbeda: Tanpa Aku yang Kekal, Aku Ini Siapa?
Anumodana , semoga kebajikan ini membawa kebahagiaan buat semuanya