Mengapa Keinginan tidak Tercapai?
Dear Saudara-Saudari se Dhamma yang budiman,
Mungkin kita pernah bertanya Mengapa keinginan tidak tercapai? Mengapa cita-cita yang sudah saya usahakan demikian rupa tetap tidak tercapai? apa yang salah?
Keinginan ataupun cita-cita kita memang beraneka ragam. Masing-masing dari kita pasti mempunyai keinginan yang berbeda.
Buddha mengatakan semua keinginan manusia biasanya berhulu dari empat macam keinginan yaitu:
- Ingin banyak harta/punya kekayaan
- Ingin mempunyai nama baik dan kedudukan terpandang
- Ingin sehat dan berumur panjang
- Ingin terlahir di surga atau terlahir dengan keadaan yang lebih baik dari sekarang.
Apapun jenis keinginan ataupun cita-cita kita pasti bisa digolongkan kepada salah satu dari empat keinginan dasar manusia diatas.
Bapak Cornelis Wowor menerangkan sebab-sebab mengapa keinginan tidak tercapai dalam ceramah Dhamma kebaktian Minggu yang dibawakan di Vihara Pluit Dharma Sukha.
Dalam ceramah tersebut bapak Cornelis Wowor juga mengemukakan ada 4 halĀ sederhana sebagai syarat dalam mencapai cita-cita yang dikutip dari Angutara Nikaya. Apa cara-cara sederhana tersebut?
Pernahkah anda bermimpi? Pernahkah terpikirkan bahwa mimpi itu ternyata bisa jadi mengandung pesan-pesan dari para dewa atau makhluk lain? Seperti mimpi yang dialami oleh Raja Pasenadi Kosala dan Raja Bimbisara yang ternyata mengandung pesan dari para leluhur mereka yang terlahir di alam hantu kelaparan. Apa mimpinya?
Kita sebagian besar sudah tahu bahwa untuk mengimbangi karma buruk akibat membunuh kita diharapkan dapat melakukan perbuatan yang bersifat menolong makhluk lain terhindar dari kematian misalnya dengna Fang Shen, donor darah, membelikan obat dan memberikan perawatan kesehatan buat mereka yang tidak mampu dan perbuatan lain yang sejenis.
Tetapi apakah anda sudah tahu bagaimana cara mengimbangi perbuatan buruk akibat melanggar sila ke tiga dari pancasila Buddhis? Jika anda sudah terlanjur selingkuh namun sadar lalu apa yang harus diperbuat untuk mengimbangi perbuatan yang tidak baik itu?
Silakan disimak ceramah Dhamma dari bapak Cornelis wowor tentang mengapa keinginan tidak tercapai dengan mengklik tombol play dibawah ini atau mendownload dengan menggunakan username dan password yang sudah diberikan kepada seluruh member.
Ceramah Dhamma ‘Mengapa Keinginan Tidak tercapai’ Cornelis Wowor MA
Selamat mendengarkan. Semoga dapat menambah kebijaksanaan kita. Semoga anda berbahagia. Salam sejahtera dalam Dhamma.
Nammo Budhaya…
Trimakasih atas kesempatan yang dberikan untuk mendengarkan Uraian Dhamma dari Bp.Conelis Wowor.Uraian yang disampaikan bisa mengingatkan bahkan membuka mata kita bahwa Sila ternyata sangat penting.Sila bisa kita anggap ‘pagar pembatas’ selama perjalan hidup kita agar tidak keluar dari Jalur Kebenaran dan juga penopang agar Hidup kita menjadi Berhasil serta Lebih Baik.
Anumodana & Trimakasih kepada Bp.Wowor & Ceramah Dhamma.com
Salam kenal Pak Robertus.
Mungkin ini pendapat saya.
Alam ini memiliki prinsip seimbang.
Contohnya, muatan negatif selalu akan mencari muatan positif agar menjadi netral, dan juga sebaliknya muatan positif akan mencari muatan negatif. ada Ying ada Yang, ada pria ada wanita, ada orang miskin ada orang kaya. ada Tantangan dan ada kumudahan. Alam ini begitu sempurna dalam melakukan keseimbangan.
Kalau dilihat dari kehidupan, semakin Sukses seseorang maka dia akan selalu diikuti oleh hal2 yang akan menantang dia. Sprt muatan tadi, krn orng sukses adalah rata2 orng yg memiliki sikap dan pikiran positif, maka secra hkm alam hal yang siftnya negatif akan mencari dia untuk dintantang. Mngkn sewakt Bapak ingin atau telah mencapai cita2nya, selalu ada pengganggu atau rintangan, itu adalah hkm alam, yg pentng jika ingin sukses dan sukses sejati kita hrs siap dg rintangn2 tsb. Ingin sukses besar persiapakan persiapan yang lebh besar mnghadapi tantangn yg akan datang.
Semoga bermanfaat.
Salam dalam kasih Buddha.
Saya berterima kasih telah memiliki kesempatan untuk membaca alasan untuk topik Mengapa Keinginan tidak tercapai.
Saya bisa mengerti 4 alasan yang diutarakan. Tapi pengalaman hidup yang telah saya jalani selama 52 tahun telah menggoreskan kenyataan hidup yang sangat membingungkan. Misteri alam silih berganti bermain dalam hidup saya, semakin saya berusaha untuk bisa menerima kenyataan hidup, semakin bervariasi cobaan hidup merasuk.
Mungkin saja saya belum memahami ajaran Buddha, setiap orang dilahirkan untuk mengecap samsara. Saya hanya merenung mengapa hukum karma tidak bisa dibayar tuntas sehingga manusia tidak perlu mengecap samsara yang tidak sama.
Saya tidak mengemis untuk dikasihani, tapi saya sedang dalam proses memaafkan diri sendiri karena tidak bisa mengerti pesan Alam.
Sampai jumpa dan kiranya saya boleh berharap berkat pengampunan atas penulisan komentar ini yang agak tidak jelas maunya apa. Mungkin ini tanda seorang yang sedang stress berat.
Dear Bapak Robertus,
Terima kasih atas komentar yang bapak tulis. Sesungguhnya jalan dari Hukum Karma hanya seorang Buddha yang mengetahui secara persis. Manusia biasa tidak akan mampu mengetahui sebab-sebab yang pasti dari kejadian-kejadian yang menimpa diri seseorang baik yang suka maupun yang duka. Hal ini yang menyebabkan sebagian orang selalu bertanya ‘ Kenapa’ atau ‘mengapa harus terjadi pada saya’.
Jadi jika Bapak Robertus tidak memahami hukum alam ini menurut saya tidak perlu merasa bersalah sehingga harus memaafkan diri sendiri. Perasaan harus memaafkan diri sendiri timbul dari rasa bersalah. Mungkin lebih baik Bapak Robertus berhenti mencari penyebab tetapi memulai perbuatan baik yang baru terus menerus. Buddha mengatakan hiduplah saat ini. Yang lalu sudah berlalu yang akan datang tidaklah pasti.
Ceramah mengenai Karma penyebab atau yang sejenisnya hanya merupakan panduan yang dapat kita ikuti sesuai yang tertulis dalam sutta-sutta ( Sutta merupakan kumpulan dari khotbah Buddha yang tertulis dalam kitab suci). Bapak Robertus bisa mendengarkan ceramah dhamma dalam web ini secara online tanpa perlu menjadi member. Silakan saja klik tombol play nya.
Berdasarkan paham Buddhisme, kita hidup sudah jutaan kali tidak terhitung banyaknya. Selama itu pula kita melakukan perbuatan (karma) baik maupun buruk sehingga ketika akibat dari perbuatan tersebut berbuah di kehidupan ini, kita kadang menjadi tidak mengerti. begitulah jalannya hukum karma, tidak selalu berjalan dengan sederhana.
Hukum karma bisa dibayar tuntas ( Istilah bayar tuntas sebenarnya tidak 100% tepat). Dalam aliran Theravada ‘pembayaran tuntas’ dicapai saat seseorang mencapai tingkat kesucian arahat lewat meditasi. Saat itu Karma baru tidak lagi tercipta, Karma lama dari kehidupan lampau yang tidak sempat berbuah dalam kehidupan sekarang, tidak akan lagi berakibat.
Jika Bapak Robertus mempunyai kesempatan untuk berlatih meditasi Buddhis di sekitar tempat bapak, saya menyarankan untuk mencobanya.
Maafkan saya yang lebih muda ini memberikan saran – saran untuk Bapak. mudah-mudahan berkenan. Semoga Bapak Robertus bisa mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan. Salam dalam Dhamma.
dharma dari cornelius wowor ini bagus sekali, semua pertanyaan dalam hidup dapat terjawab semua, agama budha merupakan agama yang simple, yang selalu menekankan cintakasih terhadap semua makluh hidup di dunia, tidak ada paksaan dalam mengikuti agama ini, semoga karma baik ini bisa bermanfaat smua orang,
Sadhu… Sadhu… Sadhu..